Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia, Setiap pertandingannya, para pelatih, pemain dan supporternya pun selalu menjadi sorotan di layar televisi, bahkan hingga diangkat ke layar lebar. Begitu pula diIndonesia, Sepakbola adalah olahraga yang paling digemari di sini. Tapi sayang tidak banyak yang dapat kita banggakan dari sepakbola Indonesia karena prestasi yang minim namun penuh intrik dan kerusuhan di beberapa penyelenggaraannya.
Didalam permainan ada kekalahan dan kemenangan
Selama saya mengenyam metode pendidikan di negeri ini, jarang sekali mendapatkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perjuangan kehidupan. Saya selalu dijejali ilmu bagaimana memburu sebuah kemenangan atau kesuksesan hidup dan begitu hinanya sebuah kekalahan atau kegagalan.
Seorang juara kelas dijadikan sebagai tujuan utama sebuah periode pendidikan. Jadi, jangan terlalu heran jika para politikus negeri kita selalu menghalalkan segala cara untuk meraih sebuah kemenangan. Ilmu agama yang kita yakini dan interpretasi positif jiwa Arema adalah solusi dari masalah tersebut.
Ilmu agama selalu mengajarkan bahwa hidup ini sebuah perjuangan yang bijak, selalu berdo’a dan kita diwajibkan untuk selalu bertawakkal terhadap hasil dari perjuangan tersebut. Sejalan dengan itu, jiwa Arema juga mengajarkan kepada Aremania untuk melatih diri agar selalu tersenyum dan sportif dalam menyikapi sebuah kekalahan dan kemenangan.
PSSI seharusnya mendewakan sebuah kemenangan. PSSI selalu berjuang, bekerja, berusaha dan berdo’a demi tercapainya tujuan bersama. Namun, jika hasil yang diperoleh adalah sebuah kekalahan, maka senyuman manis dan kebanggaan adalah pelengkap keindahan perjalanan tersebut.
Kita semua perlu menyadari bahwa kemenangan, kekalahan, keberuntungan dan kesialan adalah bagian dari perjalan roda kehidupan ini, maka yang paling penting untuk kita wariskan kepada PSSI generasi mendatang adalah bagaimana kita mengilhami makna dari perputaran tersebut.
Kesabaran, keikhlasan, kerendahan hati dan instropeksi diri adalah nilai-nilai yang dapat kita petik sebagai pembelajaran berbagai kegagalan di musim-musim kompetisi sebelumnya. Jangan sampai kita semua terbawa oleh arus kesombongan dan kecongkakan. Ibarat sebuah gunung, saat ini kita bagaikan batu-batu yang sedang berada di puncak gunung. Kita perlu sadar bahwa kita tidak mungkin bisa berada di atas sana tanpa adanya batu-batu yang berada di dasar dan lereng gunung yang berjasa menopang keberadaan kita. Oleh karena itulah, kita semua perlu mempererat tali persahabatan dengan supporter lain tanpa terkeculai.Olah raga sepak bola tentunya bukan sesuatu yang asing di telinga kita. Sebuah permainan yang menyajikan pertarungan antar dua kubu, dimana keduanya saling memperebutkan benda berbentuk bulat yang biasa kita sebut dengan Bola. Masing-masing kubu terdiri dari 11 pemain dan Tiga orang pengadil atau di sebut Wasit, dua orang wasit bertugas di pinggir lapangan dan satu wasit berada di area pertandingan bersama para pemain. Olah raga ini dilakukan oleh dua tim yang bertanding, tidak boleh kurang atau lebih.
Dalam tiap pertandingannya, sepak bola selalu melibatkan minimal 22 orang pemain ditambah 3 orang wasit. Selain pemain yang ada di tengah lapangan, tentunya ada beberapa pemain cadangan serta seorang meneger beserta assistannya di masing-masing klub. Tidak ketinggalan pula ratusan, ribuan, atau bahkan puluhan ribu pendukung fanatik kedua tim atau Supporter.
Sepak bola memang tidak hanya sekedar permainan yang memperagakan skill yang dimiliki setiap pemain. Kerja sama dan ke-solid-an menjadi faktor kunci keberhasilan sebuah tim. Tidak cukup itu saja, strategi harus tersusun secara apik dan skematik agar mampu mencari celah lawan untuk memasukan bola ke gawang lawan. Untuk menyusun strategi dan taktik, biasannya team sepak bola memiliki seorang manager beserta assistennya.
Tugas seorang pemain ialah mengolah si kulit bundar, kemudian memberikan umpan kepada teman satu timnya, demikian seterusnya hingga sampailah “Si kulit bundar” ke dalam jala gawang lawan yang berarti gol. Siapa yang lebih bayak memasukan bola ke gawang lawan dalam waktu 2×45 menit, maka tim itulah pemenangnya.
Bila dibandingkan dengan olah raga lainnya, sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak melibatkan manusia di dalamnya. Hal itulah yang kemudian menjadikan sepak bola sampai saat ini menjadi olah raga terpopuler di dunia. Siapa yang tidak kenal Lionel Messi “Si bocah ajaib,” atau Cristiano Ronaldo yang atraktif di lapangan hijau, atau “Si ganteng” David Bekcham yang piawai melakukan servis. Mereka semua adalah bintang top di dunia sepak bola, bahkan wajah mereka juga kerap tampil sebagai bintang iklan. Ketika piala dunia bergulir, maka mata dunia tertuju untuk menyaksikan perhelatan olah raga sepak bola. Banyak perusahaan besar dunia berebut untuk menjadi sponsorship pertunjukan akbar tersebut. Hampir seluruh masyarakat di banyak negara di dunia mengamati permainan sang bintang idola. Masyarakat kita pun tidak pernah absen berpartisipasi dalam riuhnya semarak piala dunia. Bahkan ada kejadian tragis namun lucu terjadi di negara kita ketika piala dunia 2010 di helat, yaitu perkelahian antar pendukung kedua tim yang bertanding, yang bermula dari ejekan pendukung tim pemenang terhadap pendukung tim yang kalah, akhirnya perkelahian pun tak terhindarkan.
Memang pada dasarnya tidak ada satu pun tim sepak bola yang mencari kekalahan, semuanya mengincar kemenangan, karena hal itu menyangkut kepuasan, gengsi, serta harga diri sebuah tim beserta para pendukungnya. Sehingga tidak sedikit tim sepak bola melakukan apapun demi kemenangan timnya, seperti menciderai pemain kunci tim lawan, bahkan tidak jarang terjadi patah tulang kaki karena tindakan tersebut.
Lebih parahnya lagi, olah raga mengolah bola ini justru berubah menjadi olah raga bela diri antara pemain, atau pemain dengan wasit. Pada akhirnya emosi supporter pun tersulut, dan sampailah pada sebuah peperangan antar dua kubu yang saling menciderai dan saling membunuh, seperti yang sering kita saksikan di dalam persepak bolaan kita baru-baru ini.
Sekarang mari kita coba renungkan bersama. Berawal dari sebuah olah raga yang bertujuan untuk menyehatkan badan, bisa berubah seketika menjadi sesuatu yang mematikan. Pada mulanya setiap pemain memainkan bola dari kaki ke kaki dengan indah, tapi pada akhirnya jiwa kemanusiawian dan persatuan kita kalah oleh benda yang bernama bola. Barangkali sepak bola selama ini kita maknai sebagai permainan seorang anak manusia yang memainkan atau mempermainkan bola, namun pada saat yang bersamaan ternyata bola juga turut memainkan atau mempermainkan manusia.
Secara umum, auditing, merupakan suatu pengujian secara metodik mencakup analisis, pengujian, dan konfirmasi dari prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tujuanya adalah untuk memverifikasi apakah prosedur-prosedur dan praktik-praktik tersebut sesuai dengan persyaratan legal, kebijakan internal, dan praktik-praktik yang dapat diterima. Auditing berbeda dengan penilaian (assessment) dalam hal auditing memerlukan pengumpulan dan dokumentasi dari bukti yang kompeten dan cukup daripada suatu pendapat/opini yang terutama berdasarkan pertimbangan profesional. Konsep dari audit lingkungan masih relatif baru. Sebagai konsekuensinya, masih terdapat banyak interprestasi mengenai apa sebenarnya dimaksudkan dengan istilah tersebut.
Dalam praktiknya audit lingkungan sering digunakan pada perusahaan manufaktur atau perusahaan lain yang bergerak pada industri yang dimana proses produksinya menhasilkan pencemaran alam atau limbah yang dapat merusak lingkungan. Barunya konsep audit lingkungan dan belum seluruhnya dicakup sehingga penulis mencoba menginterprestasikanya dalam industri yang lebih banyak bersinggungan dengan lingkungan sosial. Dan industri sepakbola adalah salahsatu industri olahraga yang sangat erat bersinggungan dengan lingkungan sosial.
Sepakbola merupakan sebuah industri olahraga yang menjanjikan. Tidak hanya liga-liga Eropa, liga dalam negeri pun menyedot perhatian yang luar biasa. Djarum ISL (Indonesian Super League) yang ditayangkan pada salah satu TV nasional, mendapatkan penghargaan Panasonic Gobel Award 2010. Artinya, ia menjadi tayangan olahraga paling diminati, mengalahkan banyak tayangan olahraga lainya. Jumlah penonton yang besar jelas menjadi pasar luar biasa yang dapat dimaksimalkan sebagai peluang untuk memperoleh dana oleh pengelola ataupun manajemen klub sepakbola di tanah air, tak hanya dari tiket, mereka pun mendapatkan pasar iklan yang menjanjikan. Klub sepakbola profesional Indonesiasudah membuktikannya sebagai klub mandiri.
Penghapusan dana untuk sepakbola memang sangat mengancam prestasi ataupun kelangsungan beberapa team besar sepakbola dalam negeri yang notabene bergantung pada kucuran dana. Namun kita harus lebih bisa belajar dari masa lalu dimana prestasi antara Team Nasional sepakbola Senior dan Junior dapat menunjukan eksistensinya sebagai sebuah team yang ditakuti oleh negara lain, hal tersebut tergambar pada tabel dibawah ini dimana sejarah menorehkan prestasi yang sangta membanggakan.
Bagi sebagian orang di Indonesia, kita dapat merasakan sebuah gairah yang sukar dilukiskan setelah melihat penampilan tim PSSI dalam 3 kali pertandingan melawan tim-tim kuat asia beberapa bulan yang lalu. Walaupun PSSI gagal untuk melaju ke babak final AFC, kita tetap bisa melihat adanya nuansa bangkitnya sepak bola di negeri kita.
Dunia olahraga memang teramat unik. Karena dia bisa menyedot perhatian dan emosi sebuah negara bahkan dunia. Dari media massa dapat kita lihat bagaimana bergairahnya rakyat Indonesia dalam menunggu tampilnya tim Indonesia. Berbagai harapan dan dukungan pun bermunculan. Animo masyarakat tinggi sekali untuk menonton tim kesayangan kita melalui layar televisi maupun langsung datang ke lokasi. Kesan yang bisa kita tangkap adalah, kita bisa secara lapang dada dan bergembira menerima kekalahan demi kekalahan kita. Pasalnya, kita hanya kalah tipis dari negara-negara yang sudah biasa malang melintang mewakili Asia dalam piala dunia. Kekalahan yang sering menimbulkan kekecewaan dan tindakan merusak, tidak terlihat muncul pada kekalahan tim Indonesia di dua kekalahan terakhir AFC. Sportifitas penonton Indonesia yang tertib-pun patut diapresiasi. Itulah kesan yang dapat kita rasakan, sehingga kegagalan tim
Indonesiea justru menghasilkan gairah dan rasa percaya diri besar akan bangkitnya sepak bola Indonesia.